Sejarah Ladong



Pada dasarnya gampong Ladong adalah wilayahnya laut, pengunungan dan perbukitan yang dimanfaatkan sebagai sumber mata pencaharian di bidang Nelayan, petanian dan perkebunan.
Menurut cerita masyarakat, nama Gampong Ladong berasal dari gabungan bahasa Aceh dan Arab yaitu LA yang dalam bahasa Arab berarti Tidak dan DONG yang dalam bahasa Aceh berarti Berdiri. Gabungan kedua kata tersebut menjadi LADONG yang berarti TIDAK BERDIRI. Pada zaman Panglima Teuku Nyak Makam (1838-1896) ada sebuah kapal yang berlayar dipesisir pantai daerah ini, namun kapal tersebut tidak mau singgah walaupun telah dipaksa oleh nahkoda kapal merasa tidak nyaman untuk singgah karena mengira daerah ini merupakan daerah yang keramat atau bukan daerah yang aman untuk disinggahi. Dari peristiwa itu munculah perkataan LADONG dan terus dipakai untuk nama Gampong ini.
 
Digampong Ladong banyak terdapat peninggalan bersejarah, seperti misalnya Benteng Indra Patra peninggalan Hindia Kuno, Kurok-kurok peninggalan Jepang baik ditepi pantai maupun dipegunungan, dan beberapa makam Keramat seperti Makam Tgk Chik Kayee Adang, Tgk Chik dicot me, dan Tgk Pochik sekarang ter kenal dengan nama Perkumpulan Mata ie alue pochik. Dan dipegunungan Gampong Ladong terdapat keanehan kolam yang disebut Kolam abeuk ie puteh walaupun terdapat dipegunungan namun airnya sangat jernih tidak pernah kering dan terdapat ikan mujahir. Dari asal tersebut diatas terdapatlah 4 (empat) dusun yang melengkapi wilayah gampong Ladong yaitu meliputi: 
1. Dusun Indra Patra, nama dusun tersebut memiliki histori dan tuntutan sejarah sebagai berikut, yaitu Indra Patra yang artinya di dusun ini ada Benteng Indra Patra peninggalan sejarah Hindia Kuno.
2. Dusun Ujong Kareung, nama dusun tersebut memiliki histori dan tuntutan sejarah sebagai berikut, yaitu Banyak terdapat karang dan gunung-gunung karang baik dilaut maupun diperbukitan dan sekarang menjadi tempat wisata Atau kuliner ikan bakar.
3. Dusun Tgk Cot Me, nama dusun tersebut memiliki histori dan tuntutan sejarah sebagai berikut, yaitu terdapat makam keramat Tgk Chik dicot Me.
4. Dusun Keude Meuria, nama dusun tersebut memiliki histori dan tuntutan sejarah sebagai berikut, yaitu pada zaman dahulu didusun ini ada warung kopi yang terbuat dari batang rumbia,tempat berkumpulnya para nelayan penduduk setempat maupun penduduk dari luar daerah oleh sebab itu dinamakan keude meuria.
5. Setelah terjadinya gempa dan Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 terjadi Relokasi Penduduk dari Aceh Jaya sehingga bertambah penduduk didusun Indra Patra yaitu dinamakan Perumahan Kojo dan satunya lagi didusun Tgk Cot Mee yaitu dinamakan Perumahan Wika.

Geuchik Gampong Ladong yang pertama (zaman Belanda) adalah Geuchik M. Saleh, sementara Geuchik pertama setelah Indonesia merdeka adalah Geuchik M. Saleh juga, dikarnakan Geuchik M.Saleh adalah orang pertama datang ke Gampong Ladong. Gampong Ladong bergabung dalam Kemukiman Lamnga, yaitu Mukim sembilan namanya atau Mukim Tungkop. Sistem pemerintahan Gampong Ladong berasaskan pada pola adat/kebudayaan dan peraturan formal yang sudah bersifat umum sejak zaman dahulu, Pemerintahan Gampong dipimpin oleh seorang Geuchik dan dibantu oleh satu orang Wakil Geuchik karena pada saat itu dalam susunan pemerintahan gampong belum ada istilah Sekretaris dan Kepala Dusun. Wakil Keuchik pada saat itu juga memiliki peran dan fungsi yang sama seperti halnya sekertaris gampong sebagaimana pada saat ini. Imum Mukim memiliki peranan yang cukup kuat dalam tatanan pemerintahan Gampong, yaitu sebagai penasehat baik dalam penetapan sebuah kebijakan ditingkat pemerintahan Gampong dan dalam memutuskan sebuah putusan hukum adat.

Tuha Peut dan Tuha Lapan (perangkat gampong dan tuha peut) menjadi bagian lembaga penasehat Gampong. Tuha Peut dan Tuha Lapan ini juga sangat berperan dan berwenang dalam memberi pertimbangan terhadap pengambilan keputusan-keputusan Gampong, memantau kinerja dan kebijakan yang diambil oleh Geuchik. Imum Meunasah berperan mengorganisasikan kegitan-kegiatan keagamaan. Pada zaman dulu roda pemerintahan dilaksanakan di rumah Geuchik dan di lapangan (tengah-tengah masyarakat), karena pada saat itu belum ada Kantor Geuchik seperti saat ini.



Ladong

Alamat
Jl. Laksamana Malahayati Km.24,5 Desa Ladong
Phone
Telp. 0813 6000 2801
Email
[email protected]
Website
ladong.sigapaceh.id

Kontak Kami

Silahkan Kirim Tanggapan Anda Mengenai Website ini atau Sistem Kami Saat Ini.

Total Pengunjung

22.815